FAN BOX
Mungkin Kita para Pemuda-pemuda majelis sudah tahu dan mengerti apa itu habib, tapi ada sebagian orang yang kurang faham apa itu defenisi habib, apakah orang-orang keturunan Arab, Atau keturunan Nabi, ada yang mengatakan Kita kan keturunan Nabi Adam, berarti kita Habib juga dong, Maaf bukan maksud menggurui sekedar saling shering saja kalau ada kekurangan saya mohon maaf kalau ada yang salah mohon di koreksi, Silahkan nyimak Mohon jangan baca setengah-setengah.
“Habib” berasal kata dasar al-hubb dalam bentuk kata sifat (ism fa’îl), yang memiliki arti objek, yang dicintai atau kekasih. Dalam syair-syair Arab klasik maupun dalam lirik lagu-lagu romantis Arab modern, habib berarti pacar, kekasih dan yang disayang. Dalam Islam, habib adalah gelar pujian Muslim saat memanggil dan mengucapkan nama Muhammad saw. Muhammad habibullah, kekasih Allah, begitu juga Hasan dan Husain, kedua cucu beliau. Pujian dan pemberian gelar penghormatan ini berlangsung generasi demi generasi.
Karena penghargaan abadi kepada para tokoh Ahlul Bait itulah, setiap alawi atau yang memiliki garis keturunan kepada Ali bin Abi Thalib, yang terbukti membimbing umat juga dipanggil dengan predikat “Habib”.
Tidak semua keturunan Nabi Adam AS bisa di sebut Habib, mungkin nenek kakek moyang kita terlahir dari keturunan Nabi Ibrahim AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Ayub AS. atau yg lainnya, kalau keturunan nabi adam itu sudah pasti.
Tapi nenek moyang kita belum tentu kita keturunan Langsung dari Nabi Muhammad SAW, Hanya keturunan Nabi Muhammad saja yg bisa di panggil Habib. Untuk yang laki-laki dari keturunan Nabi Muhammad di sebut“Habib”, Klw untuk perempuannya di sebut“Syarifah”.
Masih saja ada yang membenci Dzuriah nabi karena melihat sebagian ada Habib yang berprilaku kurang baik ataupun sebagian orang tidak percaya kalau nabi itu tidak mempunyai keturunan, Maaf.. Jangan karena segelintir Dzuriah Nabi yg tidak baik, maka anda jadi benci kepada para Dzuriah'ny yang lain, Sudah kewajiban kita Cinta Kepada Dzuriah nabi, Semoga dengan rasa cintanya kita kepada Keturunannya kita akan mendapat Syafaat Nabi Muhammad. Amiiin..
Nabi Muhammad sudah memprediksikan sejak beliau masih Hidup, nanti akan datang masa dimana suatu kaum banyak yg benci kepada Dzuriah'ny, malah tdk percaya kepada'ny.
Kita tahu bahwa semua putera Nabi Muhammad SAW meninggal saat masih balita. Lalu ramailah orang-orang sejak dahulu hingga saat ini yang berkata bahwa Nabi Muhammad telah abtar. Namun Nabi telah berwasiat bahwa beliau tidaklah abtar. Suatu kekhususan bagi beliau bahwa nasab beliau diteruskan oleh Sayyidah Fathimah dan Sayyidina Hasan dan Husain. Kelak, dari keturunan beliau akan muncul seorang Imam yang memimpin ummat dalam menghadapi kezhaliman besar yang dilakukan oleh Dajjal dan para pengikutnya.
Banyak yg berkata nabi itu Abtar (Tidak Punya keturunan) apabila ada yg bilang Nabi itu Abtar coba buka Surat Al-Kautsar ayat 3, yang artinya : "Sesungguhnya orang yang membencimu dia-lah yang (Abtar) tak berketurunan," [Q.S Al-Kautsar : 3].
1 komentar to "Kita kenali habaib,,,^_^"
elfan says:
Bicara masalah keberadaan 'ahlul bait' atau keturunan nabi, disatu pihak ada kaum yang mengklaim bahwa merekalah yang satu-satunya berhak 'mewarisi' mahkota atau tahta keturunan 'ahlul bait'. Ee pihak kaum yang satunya juga tak mau kalah bahwa merekalah yang pihak pewaris tahta keturunan 'ahlul bait'. Dalil kedua pihak ini, sama-sama merujuk pada peran dan keberadaan dari Bunda Fatimah, anak Saidina Muhammad SAW bin Abdullah, sebagai 'ahlul bait' yang sesungguhnya dan sering dianggap oleh sebagian besar umat Muslim sebagai pewaris 'keturunan nabi atau rasul'.
Jika kita merujuk pada Al Quran, yakni S. 11:73, 28:12 dan 33:33 maka Bunda Fatimah ini tinggal 'satu-satu'-nya dari beberapa saudara kandungnya. Benar, jika beliau inilah, salah satu pewaris dari tahta ahlul bait. Sementara saudara kandungnya yang lainnya, tidak ada yang hidup dan berkeluarga yang berumur panjang.
Begitu juga, terhadap saudara kandung Saidina Muhammad SAW juga berhak sebagai 'ahlul bait', tapi sayang saudara kandungnya juga tidak ada karena beliau adalah 'anak tunggal'. Apalagi kedua orangtua Saidina Muhammad SAW, yang juga berhak sebagai 'ahlul bait', tetapi sayangnya kedua orangtuanya ini tak ada yang hidup sampai pada pengangkatan Saidina Muhammad SAW bin Abdullah sebagai nabi dan rasul Allah SWT.
Kembali ke masalah Bunda Fatimah, karena tinggal satu-satunya sebagai pewaris tahta 'ahlul bait', maka timbullah masalah baru, bagaimana pula status dari anak-anak dari Bunda Fatimah yang bersuamikan Saidina Ali bin Abi Thalib, keponakan dari Saidina Muhammad SAW, apakah anak-anaknya juga berhak sebagai 'pewaris' tahta ahlul bait?.
Dengan meruju pada ketiga ayat di atas, maka karena Bunda Fatimah adalah berstatus sebagai 'anak perempuan' dari Saidina Muhammad SAW, dan dilihat dari sistim jalur nasab dengan dalil QS. 33:4-5, maka perempuan tidak mempunyai kewenangan untuk menurunkan nasabnya. Kewenangan menurunkan nasab tetap saja pada kaum 'laki-laki', kecuali terhadap Nabi Isa As. yang bernasab pada bundanya, Maryam.
Dari uraian tersebut di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa menurut konsep Al Quran, bahwa kita tidak mengenal sistim pewaris nasab dari pihak perempuan, artinya sistim nasab tetap dari jalur laki-laki. Otomatis Bunda Fatimah walaupun beliau adalah 'ahlul bait', tidak bisa menurunkan nasabnya pada anak-anaknya dengan Saidina Ali bin Abi Thalib. Anak-anak dari Bunda Fatimah dengan Saidina Ali, ya tetap saja bernasab pada nasab Saidina Ali saja.
Kesimpulan akhir, bahwa tidak ada pewaris tahta atau mahkota dari AHLUL BAIT, mahkota ini hanya sampai pada Bunda Fatimah anak kandung dari Saidina Muhammad SAW. Karena itu, kepada para pihak yang memperebutkan mahkota ahlul bait ini kembali menyelesaikan perselisihan fahamnya. Inilah mukjizat dari Allah SWT kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW, sehingga tidak ada pihak hamba-Nya, manusia yang mempunyai status istimewa dihadapan Allah SWT, selain hamba pilihan-Nya, nabi, rasul dan hamba-Nya yang takwa, muttaqin.
semoga Allah SWT mengampuni saya.