FAN BOX
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتى تخرج من تحت أظفاره )) رواه مسلم.
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu'nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya". HR. Muslim.
وقال أيضا: ((إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من آثار الوضوء، فمن استطاع منكم أن يطيل غرته فليفعل )) متفق عليه.
Rasulullah bersabda, "Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!
Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit.
Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh yang besar. Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit.
Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit.
Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu' telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian.
Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain:
Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah:
(( إذا استيقظ أحدكم من نوميه فلا يغمس يده في الإناء حتى يغسلها ثلاثا ))
Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tudir, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali.
Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam.
Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah
Muhammad Kamil Abd Al-Shomad
Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)".
Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi).
Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ..
ANAK KECIL AJA MAU WUDHU,,!!!
Assalamu'alaikum wr.wb...
>>>pesan ini ditujukan kepada bhannie, yang waktu dengr khotbah diia bingung p'khotbahnya Sholawat gg pke "SAIYIDINA" yaaapppp, kita mulai jawabannya...^_^(jawaban ini 'Avya dapat dari Ustadz Khairul)<<<
Suatu masalah agama yang nampaknya kecil tetapi pada hakikatnya besar, ialah masalah membaca “sayyidina” ketika mengucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Dikatakan kecil karena hanya menyangkut sepatah kata, tetapi besar karena masalah ini berhubungan langsung dengan Rasulullah s.a.w.
“Saiyid” adalah bahasa Arab yang artinya “penghulu” (penghulu disini, beda makna dengan penghulu nikah).
“Saiyidina” berarti “penghulu kita”
Penghulu adalah orang yang dimuliakan dalam suatu kelompok manusia dan orang yang dijadikan ikutan dan pimpinan dalam segala urusan.
Kalau kita katakana bahwa Nabi Muhammad s.a.w “penghulu kita”, maka itu berarti bahwa beliau adalah orang yang kita muliakan, yang kita hormati, yang kita junjung tinggi, dan yang kita jadikan pimpinan dan ikutan lahir batin, dunia akhirat.
Kalau kita ucapkan “saiyidina Muhammad” maka itu berati bahwa kita memuliakan beliau sebaik-baiknya dan mengngkat derajat beliau setinggi-tingginya, sesuai dengan kedudukan beliau yang sebenarnya.
Membaca “saiyidina” dalam mengucapkan sholawat adalah dalam rangka memuliakan Nabi Muhammad s.a.w.
Dalam mengucapkan sholawat sebagaimana yang diajarkan Nabi s.a.w yang tersebut dalam kitab Bukhori dan Muslim, tidak ada Nabi mengajarkan bacaan “saiyidina” itu.Hadits itu begini bunyinya :
“Dari Abi Sa’id al Khudri beliau berkata : Bertanya kami, hai Rasulullah ! cara memberi salam kepada tuan kami sudah mengerti, maka bagaimana pula caranya mengucapkan sholawatan kepada tuan?”
Nabi s.a.w menjawab; Ucapkanlah : “Ya Allah, turunkanlah rahmatMu atas Muhammad, hambaMu dan RasulMu, sebagaimana Engkau telah menurunkan rahmat atas Ibrahim. Dan beri berkahlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah menurunkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim” (HR. Bukhari-Shahih Bukhari IV-halaman 76)
Ternyata dalam hadits ini bahwa sholawat yang diajarkan Nabi tidak pakai “saiyidina”. Bagaimana itu??
Jawab :
Hal ini sudah lama diperbincangkan oleh ulama-ulama besar yang fatwanya mu’tamad. Beliau-beliau itu berkesimoulan sebagai berikut :
a. Memang Nabi s.a.w tidak mengajarkan “saiyidina” ketika itu, tetapi beliau mengajarkan membaca sholawat yang minim, yang paling kurang mesti dibaca. Yang paling kurang mesti dibaca adalah 4 unsur, yaitu :
1. Allahumma
2. Shalli
3. ‘alaa
4. Muhammad
Keempat-empat ini sudah dibaca dengan cukup. Adapun ber ”saiyidina” bukanlah mesti dibaca, tetapi yang lebih afdhal, yang lebih baik, karena lafazh yang dibaca dengan lidah adalah manifestasi dari sikap menghormat dan memuliakan Nabi s.a.w. yang ada dalam hati.
b. Ada kemungkinan besar Nabi s.a.w tidak senang mengajarkan ”saiyidina” ketika itu, karena bacaan ini langsung menyangkut dengan diri beliau.
Beliau tidak suka menyombangkan diri sebagaimana yang dikatakan oleh hadits-hadits shahih yang lain. Kalau di ibaratkan kepada seorang Presiden bila ditanyakan tentang bagaimana panggilan kepadanya; sebutan apa yang baik, dipakai tuan besar, atau sri paduka, atau yang mulia, atau yang maha mulia? Kalau Presiden itu orang yang tidak suka menyombongkan diri tentu beliau akan menjawab: Ah, kepada saya panggil saja “saudara” atau “sebut nama saja”. Itu sudah cukup !
Dalam hal ini bukanlah berarti kita dilarang untuk memanggil baliau dengan “yang mulia” atau “paduka yang mulia”, atau exelency.
Kalau kita menyebut nama Presiden dengan panggilan saudara saja, seolah-olah kita tidak sopan dan tidak hormat.
Memakai kata-kata yang mulia ketika berbicara dengan Presiden adalah manifestasi dari kesopanan dan akhlak yang baik. Begitu jugalah maksudnya ber-”saiyidina” kepada Nabi s.a.w sebagai manifestasi dari kesopanan kita, penghormatan kita, dan beradab.
Khamis, 7 Maret 1973 / 13 Safar 1393 H 04.00 WIB
KH. SIROJUDDIN ABBAS
Makasih banyak ya avya..:)
Nu'aim bin Mas’ud menarik napas panjang. Pasukan Ahzab terlalu kuat bagi kaum Muslimin untuk dihadapi secara frontal. Saat itu, lebih dari 10 ribu orang gabungan dari beberapa kelompok tengah mengepung Madinah. “Seandainya pasukan besar itu bisa menyerbu Madinah, mungkin saja mampu membinasakan kaum Muslimin sampai ke akar-akarnya,” tulis Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri dalam ar-Rahiqul Makhtum-nya.
Meski benteng Khandaq sudah lebih dari separuh mengelilingi Madinah, tapi sampai kapan kaum Muslimin bisa bertahan. Bahaya orang-orang Yahudi dan munafik yang membaur bersama mereka dalam kota Madinah, ibarat bom waktu yang bisa meledak kapan saja tanpa bisa diprediksi. Untuk itu, harus ada cara bagi kaum Muslimin agar bisa keluar sebagai pemenang.
Sejenak Nuaim tersenyum. Sebuah ide cerdas menyeruak di benaknya. Buru-buru ia menemui Rasulullah saw dan mengemukakan rencananya. Rasulullah tersenyum lalu menjawab, “Usahakan agar musuh segera meninggalkan medan peperangan. Berbuatlah semampumu. Perang itu tipu daya.” Begitu mendapat restu, Nuaim segera beraksi. Pertama-tama ia mendatangi Bani Quraizhah yang telah membuat kesepakatan dengan kafir Quraisy untuk memerangi kaum Muslimin. Di kalangan mereka, Nuaim termasuk tokoh berpengaruh. Mereka tidak mengetahui bahwa Nuaim telah memeluk Islam. Nuaim membujuk mereka agar melepaskan ikatan persekutuan dengan kafir Quraisy. “Janganlah kalian turut berperang sebelum mereka memberikan orang sebagai jaminan pada kalian,” tambah Nuaim.
Setelah berhasil meyakinkan Bani Quraizhah, secara diam-diam Nuaim menemui pasukan Quraisy. Kepada mereka, Nuaim mengatakan bahwa Bani Quraizhah meminta jaminan yang akan diberikan kepada Muhammad saw. Nuaim terus membujuk agar kafir Quraisy tidak memercayai Bani Quraizhah.
Ketika tiba saatnya penyerangan, Bani Quraizhah meminta jaminan kepada kafir Quraisy seperti disarankan Nuaim. Sebaliknya, kafir Quraisy merasa apa yang dikatakan Nuaim benar. Mereka tak mau menuruti permintaan Bani Quraizhah. Demikianlah, Nuaim akhirnya berhasil memecah belah pasukan Ahzab.
Tindakan Nuaim bin Mas’ud itu merupakan strategi jitu untuk mengalahkan musuh. Dalam bentangan zaman, taktik ini tetap sering dipergunakan. Di Indonesia, strategi ini menjadi senjata andalan Penjajah Belanda untuk mengabadikan cengkeraman jajahannya di Tanah Air. Devide et impera. Pecah belah dan jajahlah atau adu domba dan kuasailah, demikian slogan mereka.
Tentu saja tindakan Nuaim bin Mas’ud dalam peristiwa Perang Ahzab itu tak bisa disamakan dengan taktik licik Penjajah Belanda. Apa yang dilakukan Nuaim benar-benar strategi cerdas tapi tetap memerhatikan adab-adab perang. Sebaliknya, Penjajah Belanda selalu menggunakan cara-cara licik yang menghalalkan segala cara. Mereka tak segan-segan mengadu domba antara anak dan ayah sehingga terjadi pertumpahan darah.
Kini untuk menghalau gerakan Islam, taktik licik itu kembali dipergunakan. Dalam skala internasional, mereka memecah belah wilayah Islam menjadi beberapa negara. Lalu, masing-masing negara itu diadu domba. Pada awal 1991 Kuwait dan Irak diadu domba sehingga terjadi peperangan. Pada dekade sebelumnya, Iran dan Irak “digosok-gosok” agar mau saling serang. Begitulah strategi mereka. Strategi belah bambu. Satu diangkat yang lain diinjak.
Dalam skala nasional, hal yang sama menimpa umat Islam. Politik pecah belah tak hanya dilakukan antar partai atau lembaga Islam. Tapi, mereka juga melakukan politik adu domba dalam satu partai yang sama. Ini yang menimpa sebagian partai Islam sehingga beberapa partai Islam mengalami perpecahan.
Kasus teranyar adalah yang menimpa Front Pembela Islam (FPI) dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Mereka sengaja menyusupkan informan ke tubuh dua lembaga Islam itu. Selain mencari informasi untuk ‘dijual’ ke pihak asing, informan itu juga dimanfaatkan untuk memecah belah umat Islam, baik perpecahan dalam tubuh lembaga itu sendiri maupun pertentangan antar lembaga.
Realitas ini seharusnya menyadarkan kita. Bahwa, memang ada usaha untuk membuat gerakan Islam tidak bersatu. Untuk itu, dibutuhkan kelegowoan masing-masing tokoh partai atau organisasi Islam untuk menerima perbedaan. Teramat banyak persamaan yang bisa kita bangun dan sinergikan secara bersama.
Sebaliknya, teramat mudah—kalau kita mau—melupakan perbedaan di antara kita.
Karenanya, adanya wacana dari beberapa lembaga Islam—misalnya—untuk mendirikan partai baru pada Pemilu mendatang, mungkin harus dikaji ulang. Sebab, bisa jadi hal itu hanya akan membuat umat bingung dan berujung pada perpecahan. Mengapa tidak membenahi partai yang ada? Kekurangan dan kelemahan dalam tubuh partai Islam yang ada merupakan tugas umat Islam untuk meluruskan: mengritik dengan cara yang bijak dan penuh rasa persaudaraan. Bukan sebaliknya, saling menyalahkan dan menganggap kelompoknya yang paling benar sendiri. Sebaliknya, berdirinya partai baru bisa jadi akan menggembosi suara partai Islam.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan, persaudaraan antar kaum Muslimin didasari landasan agama dan kehormatan, bukan nasab (keturunan). Persaudaraan dalam agama jauh lebih kokoh dibandingkan dengan persaudaraan nasab. Sebab, persaudaraan nasab dapat terputus dengan perbedaan agama, sedangkan persaudaraan dalam agama tidak pernah terputus dengan perbedaan nasab. Lebih tegas Allah SWT menyatakan, “Berpeganglah kalian pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai,” (QS Ali Imran: 103).
Tegas sekali, ayat ini memerintahkan kaum Mukminin untuk bersatu atas dasar Islam dan untuk menegakkan Islam, dengan menjadikan syariah sebagai tolok ukurnya. Sebaliknya, bukan bersatu demi kelompok, partai, figur, atau fanatisme masing-masing. Sebab, al-Qur’an sebagai tali kemenangan memang diturunkan Allah SWT sebagai metode kehidupan untuk membangkitkan umat dari kelemahan, kehinaan, keterbelakangan dan keterpecahbelahan.
Jelaslah bahwa Islam merupakan penyatu kaum Muslimin. Sebaliknya, semangat golongan, kesukuan dan kebangsaan adalah semangat jahiliah yang tak layak dijadikan pegangan. Apalagi hal itu dilakukan untuk berseteru dengan sesama Muslim.
Untuk itu, setiap Muslim harus segera meninggalkan segala bentuk pemikiran dan ikatan kufur dan beralih pada ikatan Islam. Dengan demikian, setiap upaya untuk menjadikan sesama Muslim saling berhadapan dalam bentrokan fisik, wajib dihancurkan.
Wahai umat Islam, jangan mau diadu domba!
Belakangan ini banyak situs yang isinya hanya menghujat dan menyebar Kebencian terhadap Al Qur'an, bahkan begitu bencinya mereka tidak henti-hentinya untuk menghujat dan melecehkan Al Qur'an melalui artikel maupun komentar-komentar tersebut di web mereka. tetapi dibalik semua itu tidak sedikit pula para Ilmuan dan Tokoh Non Muslim justru mereka menyatakan kekagumannya terhadap Al Qur'an. Hal ini bisa kita simak pandangan-pandangan mereka berikut ini :
1. Harry Gaylord Dorman dalam buku "Towards Understanding lslam", New York, 1948, p.3, berkata: "Kitab Qur'an ini adalah benar-benar sabda Tuhan yang didiktekan oleh Jibril, sempurna setiap hurufnya, dan merupakan suatu mukjizat yang tetap aktual hingga kini, untuk membuktikan kebenarannya dan kebenaran Muhammad."
2. Prof. H. A. R. Gibb dalam buku "Mohammadanism" , London, 1953, p. 33, berkata sebagai berikut: "Nah, jika memang Qur'an itu hasil karyanya sendiri, maka orang lain dapat menandinginya. Cobalah mereka mengarang sebuah ungkapan seperti itu. Kalau sampai mereka tidak sanggup dan boleh dikatakan mereka pasti tidak mampu, maka sewajarnyalah mereka menerima Qur'an sebagai bukti yang kuat tentang mukjizat."
3. Sir William Muir dalam buku "The Life of Mohamet", London, 1907; p. VII berkata sebagai berikut: "Qur'an adalah karya dasar Agama Islam. Kekuasaannya mutlak dalam segala hal, etika dan ilmu pengetahuan…"
4. Dr. John William Draper dalam buku "A History of the intelectual Development in Europe", London, 1875, jilid 1 , p. 343-344, berkata: "Qur'an mengandung sugesti-sugesti dan proses moral yang cemerlang yang sangat berlimpah-limpah; susunannya demikian fragmenter, sehingga kita tidak dapat membuka satu lembaran tanpa menemukan ungkapan-ungkapan yang harus diterima olehsekalian orang. Susunan fragmenter ini, mengemukakan teks-teks, moto dan peraturan- peraturan yang sempurna sendirinya, sesuai bagi setiap orang untuk setiap peristiwa dalam hidup."
5. Dr. J. Shiddily dalam buku "The Lord Jesus in the Qur'an", p. 111, berkata: "Qur'an adalah Bible kaum Muslimin dan lebih dimuliakan dari kitab suci yang manapun, lebih dari kitab Perjanjian Lama dan kitab perjanjian Baru."
6. Laura Vaccia Vaglieri dalam buku "Apologie de I'Islamism, p. 57 berkata: "Dalam keseluruhannya kita dapati dalam kitab ini, suatu koleksi tentang kebijaksanaan yang dapat diperoleh oleh orang-orang yang paling cerdas, filosof-filosof yang terbesar dan ahli-ahli politik yang paling cakap... Tetapi ada bukti lain tentang sifat Ilahi dalam Qur'an, adalah suatu kenyataan bahwa Qur'an itu tetap utuh melintasi masa-masa sejak turunnya wahyu itu hingga pada masa kini...Kitab ini dibaca berulang-ulang oleh orang yang beriman dengan tiada jemu-jemunya. Keistimewaannya pula, Qur'an senantiasa dipelajari/dibaca oleh anak-anak sejak sekolah tingkat dasar hingga tingkat Profesor. "
"Sebaliknya malah karena diulang- ulang ia makin dicintai sehari demi sehari. Qur'an membangkitkan timbulnya perasaan penghormatan dan respek yang mendalam, pada diri orang yang membaca dan mendengarkannya. ... Oleh karena itu bukan dengan jalan paksaan atau dengan senjata, tidak pula dengan tekanan mubaligh-mubaligh yang menyebabkan penyiaran Isiam besar dan cepat, tetapi oleh kenyataan bahwa kitab ini, yang diperkenalkan kaum Muslimin kepada orang-orang yang ditaklukkan dengan kebebasan untuk menerima atau menolaknya adalah kitab Tuhan. Kata yang benar, mukjizat terbesar yang dapat diperlihatkan Muhammad kepada orang yang ragu dan kepada orang yang tetap berkeras kepala."
7. Prof. A. J. Amberry, dalam buku "De Kracht van den Islam", hlm. 38, berkata: "Qur'an ditulis dengan gaya tak menentu dan tidak teratur, yang menunjukkan bahwa penulisnya di atas segala hukum-hukum pengarang manusia."
8. G. Margoliouth dalam buku "Introduction to the Koran" (kata pendahuluan untuk buku J. M. H. Rodwell), London, 1918, berkata: "Diakui bahwa Our'an itu mempunyai kedudukan yang penting diantara kitab-kitab Agama di dunia. Walau kitab ini merupakan yang terakhir dari kitab-kitab yang termasuk dalam kesusasteraan ini, ia tidak kalah dari yang mana pun dalam effeknya yang mengagumkan, yang telah ditimbulkannya terhadap sejumlah besar manusia yang telah menciptakan suatu phase kemajuan manusia dan satu tipe karakter yang segar."
9. George Sale dalam buku "Joseph Charles Mardrus-Premilinary Discourse", berkata: "Di seluruh dunia diakui bahwa Qur'an tertulis dalam bahasa Arab dengan gaya yang paling tinggi, paling murni....diakui sebagai standard bahasa Arab... dan tak dapat ditiru oleh pena manusia... Oleh karena itu diakui sebagai mukjizat yang besar, lebih besar daripada membangkitkan orang mati, dan itu saja sudah cukup untuk meyakinkan dunia bahwa kitab itu berasal dari Tuhan."
10. E. Denisen Ross dari "Introduction to the Koran-George Sale", p. 5, berkata: "Qur'an memegang peranan yang lebih besar terhadap kaum Muslimin daripada peranan Bible dalam agama Kristen. Ia bukan saja merupakan sebuah kitab suci dari kepercayaan mereka, tetapi juga merupakan text book dari upacara agamanya dan prinsip-prinsip hukum kemasyarakatan. ....Sungguh sebuah kitab seperti ini patut dibaca secara meluas di Barat, terutama di masa-masa ini, di mana ruang dan waktu hampir telah dipunahkan oleh penemuan-penemuan modern."
11. James A. Michener dalam "Islam the Misunderstood Religion Readers Digest", Mei 1955, berkata sebagai berikut: "Berita Qur'an inilah yang mengusir patung-patung dewa, dan memberikan ilham kepada manusia untuk merevolusikan hidup dan bangsa mereka.... Kombinasi antara persembahan kepada Satu Tuhan ditambah dengan perintah prakteknya yang membuat Qur'an menjadi khas. Bangsa yang beragama di Timur yakin bahwa negara mereka hanya akan diperintah dengan baik apabila hukum-hukumnya sejalan dengan Qur'an.
12. W.E. Hocking dalam "Spirit of World Politics New York 32", p. 461, berkata: "...saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa Qur'an berisi amat banyak prinsip-prinsip yang diperlukan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa hingga pertengahan abad ke-13, Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat."
13. Napoleon Bonaparte
a. Dari "Stanislas Cuyard-Ency des Sciences Religioses", Paris, 1880, jilid IX, p. 501 berkata sebagai berikut: " Selama abad-abad pertengahan, sejarah Islam peradaban sepenuhnya. Berkat keuletan kaum Musliminlah maka ilmu pengetahuan dan falsafah Yunani tertolong dari kebinasaan, dan kemudian datang membangunkan dunia Barat serta membangkitkan gerakan intelektual sampai pada pembaruan Bacon. Dalam abad ke-7 dunia lama itu sedang dalam sakaratulmauit. Muharnmad memberi kepada mereka sebuah Qur'an yang rnerupakan titik tolak ke arah dunia baru."
b. Dari buku "Bonaparte et I'Islam oleh Cherlifs, Paris, p. 105, berkata sebagai berikut: "I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur'an wich alone can lead men to happiness.
sumber:
M. Hashem, "Kekaguman Dunia terhadap Islam", cetakan pertama, Bandung.
KEPADA SELURUH PARA SAHABAT PECINTA DAKWAH HARAP UNTUK MEMBACA PESAN INI.. ( PENTING BAGI UMMAT SAAT INI)
telah beberapa hari ini kita melihat banyak sekali isu-isu yang tersebar luas didunia maya tentang blog penghina Islam. tidak sedikit kaum muslim yang murtad akibat adanya blog tersebut. tidak sedikit juga kaum muslim yang murkaa terhadap blog tersebut. sampai pada akhirnya, banyak sekali group-group di FaceBook yang bernotaben group DAKWAH mengirim isu-isu tentang blog penghina Islam beserta nama dan alamat blog tersebut keseluruh membernya. lebih dari 1000 group yang bernotaben Islam mengirim informasi tersebut. banyak sekali dari setiap group tersebut yang membernya mencapai ribuan, puluhan ribu, dan bahkan mencapai ratusan ribu.
kami yakin, niat para ADMIN yang memberitakan isu tersebut sungguh mulia guna ummat Islam tahu bahwa kini muslim sedang dihina. dan kami berharap semoga semua itu menjadi amal ibadah yang baik di sisi Allah SWT.
banyak diantara kaum muslim yang membaca informasi tersebut. banyak diantara mereka yang hatinya penasaran dan ingin mencari tahu, " bagaimana bentuk dan berita blog penghina Islam tersebut". fakta membuktikan, lebih dari 10.000 kaum muslim yang membuka blog tersebut setiap harinya. ketika banyak ummat muslim membuka blog tersebut. banyak diantaranya yang murtad dan tidak sedikit pula yang murka terhadap blog tersebut. dilain sisi, justru sipembuat blog tersebut merasa senang dan bahagia, karena jurus blog tersebut sangat ampuh untuk meracuni kaum muslim. dan juga justru karena banyaknya yang membuka blog tersebut membuat sipembuat blog tersebut makin kebnjiran duit.
bayangkan, setiap klik yang membuka blog tersebut, ternyata menghasilkan duit buat sipembuat blog. seandainya, setiap pengunjung yang datang keblognya menghasilkan duit buat sipembuat blog rp,200,- saja. lebih dari 10.000 kaum muslim yang membuka blog tersebut, maka dapat ditaksirkan lebih dari Rp. 2000.000 ia hasilkan uang dalam sehari. itu baru dari Rp.200,- perklik. kalau seandainya lebih dari rp.200,- bahkan sampai ribuan justru akan menjadi mesin pencetak uang baginya tanpa dengan bekerja.
dan bahkan, justru semua itu adalah taktik yahudi untuk menghasilkan duit banyak yang semuanya itu akan dijadikan modal penghancuran bangsa Paletina sendiri melalui teori konfliknya.
lalu, apa yang harus kita lakukan..
apakah kita harus terdiam dan menerima kenytaan bagi para kader dakwah yang menerima penghinaan ini..
atau malah kita menikmati beritanya..
sedang setiap harinya banyak kaum muslim yang membuka blog tersebut yang justru malah mencelakakan kaum muslim tersendiri..
buat kalian para pecinta dakwah marilah kita renungi bersama. kini kita sedang terhina, kaum muslim telah terpancing, kini kita malah berdiam.. sedang banyak diantara kita yang hilang aqidah akibat blog tersebut..
tak ada gunanya kata "diam".. justru itu yang akan menjadi mudhorot bagi ummat islam.. jangan salahkan mereka kaum muslim.. tapi salahkanlah diri kita yang mengaku sebagai pecinta dakwah justru malah mendiamkan perbuatan tersebut.
tunjukkan kalu kalian pecinta dakwah.. yang 100% berjuang diagma Allah yang mulia ini..
oleh karena itu, saya sangat berharap dengan ini, kita selaku ummat muslim dapat memperkokoh kembali ukhuwah islamiyah yang sebenarnya. tanpa lagi memikirkan suku, ras, basis, beckgound, pendidikan, dan materinya seperti apa.
mari kita ambil hikmah dari semua kejadian ini untuk menyatukan ummat muslim yang sebenarnya. mari kita bersujud, berdoa dan berjihad karena Allah untuk menghancurkan segala penghinaan Islam dimuka bumi ini dengan sehancur-hancurnya.
oleh karena itu, satukan solideritas kita untuk melakukan:
-aksi sejuta ummat Islam diseluruh dunia untuk mengecam serta menuntut kepada pemerintah untuk memboikot seluruh situs maupun blog yang menghina Islam diseluruh dunia.
-menyerukan MUI untuk melakukan kebijakan kepada seluruh ummat Islam dilarang untuk mrmbuka situs-situs penghina Islam.
-meminta kepada seluruh ADMIN group bernotaben DAKWAH untuk tidak menyebar luaskan nama blog dan situs penghina ISLAM serta menyuruh kepada seluruh membernya untuk tidak membuka dan menyebarluaskan nama situs tersebut.
-menghapuskan situs porno yang berlebel Islam serta melakukan tindakan hukum kepada seluruh pembuat situs penghina Islam itu sendiri.
oleh karena itu, kami sangat berharap sekali kepada seluruh pihak, secinta, serta lembaga dakwah yang terkait untuk melakukan tindakan lebih lanjut KEPADA DUNIA INTERNASIONAL untuk mengecam dan menghancurkan sampah situs tersebut.
dan bergabunglah ke group SOLIDERITAS MUSLIM DUNIA MEMBOIKOT SITUS PENGHINA ISLAM DAN PORNO !!! sebagai aksi simpatik ummat muslim terhadap dunia INTERNASIONAL.
salam ukhuwah..
(mohon untuk disebarkan informasi ini keseluruh masyarakat luas)
mohon untuk kritik dan sarannya demi kepentingan bersama.
.................................................................................................
kepada seluruh sahabat yang menjadi admin group dakwah tolong kirimkan artikel ini keseluruh member group tersebut. semoga dengan ini Allah menunjukkan semangat rasa persaudaraan diantara kita sesama..
dan buat sahabat yang ingin menjadi admin group SOLIDERITAS MUSLIM DUNIA MEMBOIKOT SITUS PENGHINA ISLAM DAN PORNO !!!
untuk mengkonfirmasi sahabatmu ini.. karena kami kekurangan SDM untuk mengurusnya.. salam ukhuwah...
Mengenal Wanita (Sayyidah Fatimah Azzahra Alahissalam) Terbaik Sepanjang Masa....(Karena Alloh Mensifatinya Dengan Makrifat)
Mengenang Sayyidah Fatimah Azzahra
Sejarah adalah rangkaian masa lalu yang teruntai sebagai cerminan masa kini dan esok. Membaca sejarah dan riwayat hidup para tokoh,orang besar, nabi, serta manusia-manusia suci, tidak sekedar menghafalkan kisah-kisah mengagumkan dan kejadian luar biasa didalamnya untuk diceritakan. Membaca riwayat sejarah, lebih jauh merenungkan dan memikirkannya serta mengkaji kehidupan mereka dengan teliti agar dapat memperoleh pelajaran-pelajaran kehidupan, mengetahui kunci-kunci taufik dan rahasia keagungan, sehingga dapat mengambil hikmah serta kita teladani jejaknya. Terkhusus tentang Sayyidah Fatimah Azahra, beliau memiliki keutaman-keutamaan dalam kehidupannya hingga penting untuk senantiasa kita pelajari bagaimana pribadi perempuan agung ini. Sayyidah Fatimah Azzara adalah teladan perempuan muslimah, ia hidup dalam naungan ayahandanya yang suci dan tumbuh dibawah asuhan sang pembawa wahyu Allah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau secara langsung mendapatkan pendidikan islam yang murni dari Nabi sendiri, hingga terpancarlah pribadi mulia dalam dirinya.
Mengenal Sayyidah Fatimah Azzahra
Kepribadian seseorang mempunyai kaitan yang sangat erat dengan masyarakatnya, lingkungannya, dan kepribadian orang tuanya. Kedua orang tua membentuk akhlak dan jiwa si anak, membatasi tiang-tiang kepribadiannya, dan mempersembahkannya kepada masyarakat. Dapat dikatakan, kepribadian seorang anak merupakan cermin dari kepribadian orang tua dan cara pendidikan mereka. Sayyidah Fatimah hidup dan tumbuh besar di haribaan wahyu Allah dan kenabian Muhammad saw. Beliau dibesarkan di dalam rumah yang penuh dengan kalimat-kalimat kudus Allah SWT dan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Ibundanya Khadijah binti Khuwailid adalah seorang perempuan tangguh yang setia mendampingi Rasulullah dan mengorbankan seluruh harta kekayaannya untuk dakwah islam. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki kedudukan yang tinggi dikalangan Quraisy.
Kelahirannya
Fatimah dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra’ dan Mikraj beliau. Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Makkah.
Pernikahan Fatimah
Setelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah).”[Tadzkirah Al-Khawash, hal.306]
Kemudian, Jibril as datang untuk mengabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib. Tak lama setelah itu, Ali datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?” Fatimah diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.” [Dzkha’irAl-Ukba, hal. 29]
Rasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata, “Bangunlah! ‘Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu ‘alallah.”
Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.” Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.”
Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu.”
Acara pernikahan itu berlangsung dengan kesederhanaan. Saat itu, Ali tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud menjual pedangnya. Tetapi Rasulullah saw mencegahnya, karena Islam memerlukan pedang itu, dan setuju apabila Ali menjual perisainya.
Keluarga Teladan
Setelah menjual perisai, Ali menyerahkan uangnya kepada Rasulullah saw. Dengan uang tersebut beliau menyuruh Ali untuk membeli minyak wangi dan perabot rumah tangga yang sederhana guna memenuhi kebutuhan keluarga yang baru ini. Kehidupan mereka sangat bersahaja. Rumah mereka hanya memiliki satu kamar, letaknya di samping masjid Nabi saw. Mereka menemukan saat-saat indah bukan dalam kemewahan dan rumah tangga yang gemerlap, tapi pada waktu bersujud dan isak tangis dihadapan Yang Mahakuasa. Rasulullah saw membimbing keluarga muda ini dengan penuh perhatian.
Pada suatu hari Nabi saw menemukan Fatimah sedang menggiling tepung. Ia memakai pakaian dari kulit unta, nabi menangis dan ia berkata, “Wahai Fatimah, kau teguk kepahitan dunia ini untuk kebagahiaan di akherat nanti”. Fatimah berkata, “Alhamdulillah atas segala nikmat-nya dan syukur kepada Allah atas segala anugrah-Nya.” [Tafsir al-Tsa’labi, Al-Qusyairi, dan al-Dur al-Mantsur]
Kehidupan suami istri adalah ikatan yang sempurna bagi dua kehidupan manusia untuk menjalin kehidupan bersama.Kehidupan keluarga dibangun atas dasar kerjasama, tolong menolong, cinta, dan saling menghormati. Kehidupan Ali dan Fatimah merupakan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Azzahra senantiasa memberikan semangat kepada suaminya, membantunya berjihad dan berperang bersama Rasulullah menegakkakn kalimat tauhid. Bahkan dalam peperangan, Fatimah sering ikut dan merawat luka Rasulullah dan suaminya sendiri. Ia menghilangkan sakitnya, membuang keletihannya, sehingga Ali mengatakan, “ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku” [Al-Khawarizmi, Al-Manaqib,hal. 256]
Pembicaraan mereka penuh dengan adab dan sopan santun. “Ya binta Rasulillah”; wahai putri Rasul, adalah panggilan yang biasa digunakan Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amirul Mukminin” wahai pemimpin kaum mukmin. Demikianlah kehidupan Imam Ali dan Sayidah Fatimah. Keduanya adalah teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang tua terhadap anak-anaknya.
Buah Hati
Keluarga Azzahra dibangun atas dasar cinta dan kasih sayang kepada suami dan anak-anaknya. Pada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Azzahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.
Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan. Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah as. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”
Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah itu dengan nama-nama tersebut. Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra.
Riwayat Keutamaan Azzahra
Muhammad Al Baqir ibn Ali Assajjad ibn Husain putra Fatimah mengatakan, “Mengapa Fatimah dinamakan Azzahra?” ia menjawab, “karena Allah SWT menciptakannya dari cahaya keagungan-Nya, ketika ia bersinar , ia menerangi langit dan bumi dengan cahayanya, menutupi pandangan-pandangan para malaikat lalu mereka sujud kepada Allah dan bertanya, “Tuhan kami dan junjungan kami, cahaya apakah ini? Maka Allah menjawab, ‘ini adalah cahaya dari cahaya-Ku. Aku tempatkan ia dilangit-Ku dan aku ciptakan dia dari keagungan-Ku. Aku keluarkan dia dari sulbi seorang Nabi-ku yang Aku utamakan atas sekalian Nabi.. ” [ Al-Bihar, Jus 43. Hal 12]
Rasulullah saw mengatakan, “cukuplah bagimu wanita-wanita di seluruh alam dengan Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid.Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah binti Muzahim” [Kasyf Al-Ghummah, II, hal. 76]
Aisyah mengatakan “Belum pernah saya melihat seorang pun yang lebih benar bicaranya dibandingkan Fatimah, kecuali ayahnya.” [Kasyf Alghummah II,hal. 8; Dzakha’ir Al-‘Ukba, hal. 44]
Rasulullah saw mengatakan, “wahai Fatimah, sesungguhnya Allah marah dengan kemarahanmu dan rida dengan keridaanmu” [Yanabi’ Al-Mawaddah, hal. 99]
Kita ketahui dengan pasti, Allah tidak akan rida kepada sesuatu yang buruk dan bertentangan dengan kebenaran.
Rasulullah saw juga mengatakan “Fatimah adalah bagian dari diriku, barang siapa membuatnya marah berarti ia membuatku marah.” [Shahih Al-Bukhari, II, hal.203]
Dapat kita perhatikan disini bahwa Fatimah juga memiliki akhlak yang agung serta suci dari dosa, dan kejahatan, karena Nabi sendiri adalah utusan Allah yang suci. Sebagaimana tentangnya Allah SWT berfirman, “Dan sungguh engkau (muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang mulia,” [QS.Al-Qalam:4] dan bahwa ia, “tidak berbicara menurut hawa nafsunya; ucapannya tidak lain dari wahyu yang diwahyukan,” [QS.Ann-Najm:4] dengan demikian, tidak mungkin kemarahan dan keridaan Rasulullah saw bertentangan dengan Fatimah sendiri..
Fatimah adalah Ahlulbait Nabi, dialah yang disebutkan dalam Al-Quran “sesungguhnya Allah berkeinginan untuk menghilangkan kotoran dari kamu, hai Ahlulbait, dan menyucikan kamu sesuci-sucinya” [QS.Al-Ahzab: 33]
Imam Hasan meriwayatkan, “Aku belum pernah melihat seorang wanita yang lebih alim daripada ibuku. Ia selalu melakukan solat dengan begitu lama sehingga kakinya menjadi bengkak.” Imam Hasan juga meriwayatkan:
“Aku melihat ibuku, Fatimah berdiri solat pada malam Jumat. Beliau meneruskan solatnya dengan rukuk dan sujud sehingga subuh. Aku mendengar beliau AH berdoa untuk kaum mu’minin dan mu’minah dengan menyebut nama-nama mereka. Beliau berdoa untuk mereka semua tetapi beliau AH tidak berdoa untuk dirinya sendiri. “Ibu,” Aku bertanya kepada beliau “Mengapa ibu tidak berdoa untuk diri sendiri sebagaimana ibu berdoa untuk orang lain?” Beliau menjawab,” Anakku, (berdoalah) untuk tetangga-tetanggamu diutamakan dan kemudian barulah dirimu sendiri.”[Bihar al-Anwar, Jilid 43, hlm.81-82; Abu Muhammad Ordooni, Fatimah The Gracious, hlm.168-169;Sayyid Abdul Razak Kammoonah Husseini, Al-Nafahat al-Qudsiyyah fi al-Anwar al-Fatimiyyah, Juz 13, hlm.45]
Rasul pernah menyifati putrinya, Fatimah dengan sabdanya, “Allah telah memenuhi hati dan seluruh anggota tubuh Fatimah dengan keimanan dan keyakinan.” Kepada putrinya itu, beliau pernah bersabda, “Fatimah, Allah telah memilihmu dan menghiasimu dengan makrifat dan pengetahuan. Dia juga telah membersihkanmu dan memuliakanmu di atas wanita seluruh jagat.“
Kecintaan Rasulullah SAW kepada Fatimah Zahra merupakan satu hal khusus yang layak untuk dipelajari dari kehidupan beliau. Di saat bangsa Arab menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial dan kehinaan, Rasul memuliakan dan menghormati putrinya sedemikian besar. Selain itu, Rasulullah SAW biasa memuji seseorang yang memiliki keutamaan. Beliau mencintai dan memuji Fatimah sedemikian, semata-mata karena mengetahui kedudukannya yang tinggi. Dialah perempuan teladan dalam islam
Pandangan Tentang Perempuan
Fatimah ditanya tentang apa yang paling baik untuk perempuan? “yang baik bagi perempuan adalah mereka tidak memandang laki-laki dan laki-laki tidak memandang mereka” beliau ingin menegaskan disini pentingnya menjaga hijab dan kesucian diri. Perempuan yang selalu menjaga harga dirinya dan memelihara kemuliaannya. Ia berhijab dan keluar dari rumahnya dengan sederhana tanpa berlebihan, menutupi tubuhnya yang dapat menggoda dan juga perhiasannya dari laki-laki nonmuhrim, tidak memandang mereka dan mereka tidak memandangnya.
Detik-detik Terakhir kehidupan Fatimah
Kecintaan Fatimah AS kepada Tuhan disebut oleh Rasulullah sebagai buah dari keimanannya yang tulus. Beliau bersabda, “Keimanan kepada Allah telah merasuk ke kalbu Fatimah sedemikian dalam, sehingga membuatnya tenggelam dalam ibadah dan melupakan segalanya.” Manusia yang mengenal Tuhannya akan menghiasi perilaku dan tutur katanya dengan akhlak yang terpuji.
Kasih sayang dan kelemah-lembutan Fatimah AS diakui oleh semua orang yang hidup sezaman dengannya. Dalam sejarah disebutkan bahwa kaum fakir miskin dan mereka yang memiliki hajat, akan datang ke rumah Fatimah ketika semua jalan yang bisa diharapkan membantu mengatasi persoalan mereka telah tertutup. Fatimah tidak pernah menolak permintaan mereka, padahal kehidupannya sendiri serba berkekurangan.
Poin penting lain yang dapat dipelajari dari kehidupan dan kepribadian penghulu wanita sejagat ini adalah sikap tanggap dan peduli yang ditunjukkan beliau terhadap masalah rumah tangga, pendidikan dan masalah sosial. Banyak yang berprasangka bahwa keimanan dan penghambaan yang tulus kepada Allah akan menghalangi orang untuk berkecimpung dalam urusan dunia. Kehidupan Sayyidah Fatimah Azzahra AS mengajarkan kepada semua orang akan hal yang berbeda dengan anggapan itu. Dunia di mata beliau adalah tempat kehidupan, meski demikian hal itu tidak berarti harus dikesampingkan. Beliau menegaskan bahwa dunia laksana anak tangga untuk menuju ke puncak kesempurnaan, dengan syarat hati tidak tertawan oleh tipuannya. Fatimah AS berkata, “Ya Allah, perbaikilah duniaku bergantungnya kehidupanku. Perbaikilah kondisi akhiratku, karena ke sanalah aku akan kembali. Panjangkanlah umurku selagi aku masih bisa berharap kebaikan dan berkah dari dunia ini…”
Detik-detik akhir kehidupannya telah tiba. Duka dan derita terasa amat berat untuk dipikul oleh putri tercinta Nabi ini. Meski demikian, dengan lemah lembut Fatimah bersimpuh di hadapan Sang Maha Pencipta mengadukan keadaannya. Asma berkata, “Saya menyaksikan saat itu Fatimah mengangkat tangannya dan berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan perantara kemuliaan Nabi dan kecintaannya kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dengan nama Ali dan kesedihannya atas kepergianku. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara Hasan dan Husein serta derita mereka yang aku rasakan. Aku memohon kepada-Mu atas nama putri-putriku dan kesedihan mereka. Aku memohon, kasihilah umat ayahku yang berdosa. Ampunilah dosa-dosa mereka. Masukkanlah mereka ke dalam surga-Mu. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengasih dari semua pengasih.”
Sebelum ajal datang menjemputnya, Fatimah Azzahra AS menghadap kiblat setelah sebelumnya berwudhu. Beliau mengangkat tangan dan berdoa, “Ya Allah, jadikanlah kematian bagai kekasih yang aku nantikan. Ya Allah, curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepadaku. Tempatkanlah ruhku di tengah arwah orang-orang yang suci dan jasadku di sisi jasad-jasad mulia. Ya Allah, masukkanlah amalanku ke dalam amalan-amalan yang Engkau terima.”
Tak lama sepeninggal Rasullulah saw, Sayidah Fatimah Azzahra menyusul kehadirat Ilahi. Tanggal 3 Jumadi Tsani tahun 11 Hijriyyah, Fatimah Zahra putri kesayangan Nabi menutup mata untuk selamanya. Beliau wafat meninggalkan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi kemanusiaan. Hari ini, kami mengucapkan belasungkawa kepada para pecinta keluarga suci Rasul.
Cara yang pasti, mudah, sempurna, tanpa kesulitan, tanpa susah payah, tanpa keraguan atau kecurigaan, tanpa kesalahan atau kealpaan, berikut prinsip-prinsip yang benar yang dilengkapi dengan argumentasi yang mendukung serta memberikan keyakinan yang sempurna adalah Kitab Suci Al-Qur’an. Tidak ada Kitab atau pun sarana lainnya yang bisa memberikan sarana guna pencapaian tujuan akbar tersebut. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 77, London, 1984).
* * *
Tanda jelas yang digunakan seorang yang berpikir untuk mengenali suatu Kitab yang diwahyukan hanya bisa ditemukan di dalam Kitab Suci dari Allah yang Maha Kuasa yaitu Al-Qur’an. Di masa ini semua sifat-sifat yang seharusnya bisa ditemukan sebagai tanda yang jelas dari suatu Kitab Ilahi nyatanya tidak terdapat di dalam Kitab-kitab lainnya. Bisa jadi Kitab-kitab tersebut ada memiliki sifat-sifat tersebut di masa awalnya, tetapi yang jelas sekarang ini sudah tidak ada lagi.
Cara yang pasti, mudah, sempurna, tanpa kesulitan, tanpa susah payah, tanpa keraguan atau kecurigaan, tanpa kesalahan atau kealpaan, berikut prinsip-prinsip yang benar yang dilengkapi dengan argumentasi yang mendukung serta memberikan keyakinan yang sempurna adalah Kitab Suci Al-Qur’an. Tidak ada Kitab atau pun sarana lainnya yang bisa memberikan sarana guna pencapaian tujuan akbar tersebut. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 77, London, 1984).
Tanda jelas yang digunakan seorang yang berpikir untuk mengenali suatu Kitab yang diwahyukan hanya bisa ditemukan di dalam Kitab Suci dari Allah yang Maha Kuasa yaitu Al-Qur’an. Di masa ini semua sifat-sifat yang seharusnya bisa ditemukan sebagai tanda yang jelas dari suatu Kitab Ilahi nyatanya tidak terdapat di dalam Kitab-kitab lainnya. Bisa jadi Kitab-kitab tersebut ada memiliki sifat-sifat tersebut di masa awalnya, tetapi yang jelas sekarang ini sudah tidak ada lagi. Berdasarkan alasan yang telah kami kemukakan, Kitab-kitab tersebut masih kami anggap sebagai sesuatu yang diwahyukan, namun dalam kondisinya sekarang ini sebenarnya Kitab-kitab itu sudah tidak ada gunanya. Kitab-kitab itu lebih mirip istana yang telah kosong dan tinggal puing-puingnya serta kalis dari kekayaan dan kekuatan. (artikel dilekatkan pada Chasma Marifat, Qadian, Anwar Ahmadiyyah Press, 1908; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 23, hal. 402, London, 1984).
Jika ada lawan Islam yang berkeberatan atas superioritas atau lebih baiknya Al-Qur’an dibanding semua Kitab-kitab yang diwahyukan, karena hal itu berarti bahwa Kitab-kitab lainnya itu mutunya lebih rendah, padahal isinya bersumber pada Tuhan yang sama sehingga seharusnya tidak ada masalah superioritas atau inferioritas di antara Kitab-kitab tersebut, maka jawaban untuk itu ialah bahwa dari sudut pandang pewahyuan memang semua Kitab itu sama adanya, namun nyatanya yang satu lebih tinggi dari yang lain berkaitan dengan kuantitas isi dan penyempurnaan keimanan yang dikandungnya. Dari sudut pandang ini, jelas bahwa Al-Qur’an lebih unggul dibanding semua Kitab samawi lainnya karena Kitab-kitab tersebut tidak mengandung petunjuk guna penyempurnaan agama seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan Ketauhidan Ilahi, penyangkalan segala bentuk syirik, obat penawar bagi penyakit-penyakit ruhani, argumentasi untuk menolak agama-agama palsu serta bukti-bukti dari aqidah yang benar, sebagaimana secara tegas dikemukakan dalam Al-Qur’an. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 74, London, 1984)
http://wwwduta5future.blogspot.com/2010/04/tanda-tanda-kebenaran-al-quran-sebagai.html
Melafadzkan dua kalimat syahadat dan mengamalkan tuntutannya merupakan rukun dasar agama Islam. Namun sayang, banyak orang yang tidak memahami maknanya. Lebih dari itu, banyak yang meyakini bahwa maksudnya cukup dengan mengucapkannya tanpa memahami dan mengamalkan.
Keutamaan dua kalimat syahadat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang bersaksi bahwa tiada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya; dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya; dan bahwa Isa adalah hamba Allah, Rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang sampaikan kepada Maryam serta ruh dari-Nya; dan bersyahadat pula bahwa surga dan neraka adalah benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, seberapapun amal yang sudah diperbuatnya." (Muttafaq 'Alaih)
Dan dalan Shahih Muslim dan lainnya, hadits marfu' dari Utsman radliyallah 'anhu,
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa yang meninggal sedangkan dia mengetahui makna La Ilaha Illallah pasti masuk surga." (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ لَا يَلْقَى اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Saya bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah dan aku adalah utusan Allah, tiada-lah seorang hamba bertemu Allah (meninggal dunia) dengan membawa keduanya tanpa ada keraguan sedikitpun pasti ia akan masuk surga." (HR. Muslim)
Dari 'Ubadah bin al Shamit radliyallah 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah mengharamkan neraka atasnya." (HR. Muslim)
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencukupkan dua kalimat syahadat untuk para sahabat. Yaitu untuk mengucapkannya, mengamalkan arahannya, lalu melaksanakan konsekuensinya berupa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan melaksanakan segala macam ibadah, selalu mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla, dan menjauhi berbagai tradisi syirik. Inilah makna ucapannya, Laa Ilaaha Illallaah. Sedangkan ikrarnya "Muhammad Rasulullah" mengharuskannya taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengikutinya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mencukupkan dua kalimat syahadat untuk para sahabat.
Yaitu untuk mengucapkannya, mengamalkan arahannya, lalu melaksanakan konsekuensinya berupa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan melaksanakan segala macam ibadah, selalu mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla, dan menjauhi berbagai tradisi syirik.
Makna di atas dipahami oleh orang yang mengerti bahasa Arab, termasuk kandungannya yaitu nafyu (peniadaan) dan itsbat (penetapan). Kalimat ini tidak cukup hanya dilisankan saja, namun harus dipahami maknanya, diamalkan tuntutannya secara dzahir dan batin. Allah Ta'ala berfirman,
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah." (QS. Muhammad: 19)
"Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya)." (QS. Al Zukhruf: 86) dan ayat semisal yang menjelaskan ilmu (memahami makna) menjadi syarat kalimat syahadatain.
Karena itulah, ketika seorang musyrik mengucapkan dua kalimat syahadat secara dzahir dia dilindungi dan darahnya dijaga sehingga dia diuji dan dilihat setelah itu. Jika dia istiqamah di atas agamanya dan konsisten dengan tauhidnya serta mengamalkan ajaran Islam, maka dia sebagai muslim. Dia mendapat hak dan kewajiban sebagaimana kaum muslimin lainnya. Jika dia menyelisihi tuntutan syahadatnya, meninggalkan sebagian syariat Islam dengan menentang dan mengingkarinya, atau menghalalkan sesuatu yang sudah sangat jelas keharamanya, maka kalimat ini tidak bisa menjaminnya.
Banyak cendekiawan dan kaum awam pada zaman sekarang, entah karena bodoh atau taklid, telah rusak akidah mereka dan tumbuh kejahilan terhadap dien dan arahan dua kalimat syahadat ini. Bahkan, makna bahasa Arab secara umum, karenanya tidak heran jika mayoritas mereka tidak memahami makna dua kalimat syahadat, terang-terang melakukan hal yang membatalkannya, mencukupkan dengan membacanya berulang-ulang disertai keyakinan mendapat pahala besar, kebaikan, terjaga harta dan darah, tanpa memahami maknanya dan mengamalkan tuntutannya. Karena itulah, sangat dibutuhkan penjelasan makna dua kalimat syahadat ini sebagai iqamatul hujjah bagi orang yang tindakannya bertentangan dengan tuntutannya dan meyakini kalimat syadahat cukup dibaca berulang-ulang lantas mejadi muslim yang sempurna tauhidnya.
Kalimat syahadat tidak cukup hanya dilisankan saja, namun harus dipahami maknanya, diamalkan tuntutannya secara dzahir dan batin.
Makna Kalimat Laa Ilaaha Illallaah
Para du'at dan ulama sangat memperhatikan materi kalimat tauhid, terutama tentang maknanya. Syaikh Sulaiman bin Abdillah dalam Taisir al 'Aziz al Hamiid, hal 53 menjelaskan, "Makna Laa Ilaaha Illallaah adalah tidak ada yang diibadahi dengan benar kecuali tuhan yang satu, yaitu Allah yang Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
وَمَاً أَرْسَلْنَا مِن قًبلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نُوحِيَ إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهً إِلاَّ أَنَاْ فَاعْبُدُونِ
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"." (QS. Al Anbiya': 25)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu'." (QS. Al Nahl: 36)
Benar, bahwa makna al Ilaah adalah al ma'bud (yang diibadahi). Karena inilah, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbicara kepada kafir Quraisy, "Ucapkan Laa Ilaaha Illalaah!" mereka menjawab, "Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan." (QS. Shaad: 5)
Kaum Huud berkata, "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami?" (QS. Al A'raaf: 70) Padahal Nabi Huud hanya mengajak mereka kepada Laa Ilaaha Illallaah.
Inilah makna Laa Ilaaha Illallaah, yaitu ibadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Itulah maksud kufur dengan taghut dan iman kepada Allah.
Makna Laa Ilaaha Illallaah yaitu ibadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Itulah maksud kufur dengan taghut dan iman kepada Allah.
Kalimat agung ini mengandung makna bahwa selain Allah bukan tuhan. Pengakuan tuhan selain Allah merupakan kebatilah terbesar, dan mentapkan dia tuhan adalah kezaliman yang terburuk. Tak seorangpun berhak diibadahi selain Dia, sebagaimana tidak pantas disebut tuhan kecuali hanya Allah. Kalimat ini juga mengandung nafyu ilahiyah (meniadakan ketuhanan) selain Allah dan mentapkannya hanya untuk Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Karena itu, kalimat ini memerintahkan untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah dan melarang menjadikan tuhan bersama Allah. Nafyu dan itsbat inilah yang dipahami oleh orang yang diseru kepada tauhid atau kalimat Laa Ilaaha Illallaah.
Semua bentuk ibadah yang hadir kerena pengabdian hati kepada Allah dengan cinta, ketundukan, dan kepatuhan kepada-Nya semata masuk dalam kategori uluhiyah. Maka wajib mengesakan Allah dengan ibadah itu, seperti doa, rasa takut, kecintaan, tawakkal, taubat, menyembelih, bernadzar, sujud, dan macam ibadah lainnya. Wajib memberikan semua itu kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Lalu siapa yang memberikan sedikit saja dari ibadah tadi kepada selain Allah maka dia telah menjadi musyrik walau ia mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah; jika tidak mengamalkan tuntutannya, berupa tauhid dan ikhlash.
ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berbicara kepada kafir Quraisy, "Ucapkan Laa Ilaaha Illalaah!"
Mereka menjawab, "Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan." (QS. Shaad: 5)
Makna Syahadat Muhammad Rasulullah
Dalam mengikrarkan kalimat syahadat harus disertai dengan mengetahui maknanya. Keduanya saling berkaitan, tidak bisa dipisahkan. Maka bagi orang yang mengucapkannya wajib mengetahui maksud kalimat itu, meyakini maknanya, dan menerapkannya dalam hidup.
Dan setelah kita memahami bahwa Laa Ilaaha Illallaah tidak cukup dilafadzkan saja, begitu juga dalam kalimat pasangannya (Muhammad Rasulullah), harus disertai dengan membenarkan risalahnya, komitmen dengan makna dan tuntutannya. Yaitu keyakinan yang menghujam dalam hati bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus oleh Tuhannya 'Azza wa Jalla, Dia telah memandatkan syari'at ini sebagaimana risalah (kerasulan), memerintahkan untuk menyampaikannya kepada umat, dan mewajibkan kepada seluruh umat untuk menerima risalahnya dan berjalan di atasnya. Hal itu bisa direalisasikan dengan memahami beberapa persoalan berikut ini:
Pertama, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah spesialis dalam risalah ini.
Allah Ta'ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya." (QS. Al Qashash: 68)
"Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." (QS. Al An'aam: 124)
"Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik." (QS. Shaad: 47)
Ayat-ayat serupa sangat banyak yang menunjukkan bahwa para rasul dari kalangan manusia yang telah Allah muliakan, Allah pilih dan sucikan, sehingga mereka layak untuk mengemban risalah, penjaga syariat dan agama-Nya, dan menjadi perantara antara Dia dengan Hamba-hamba-Nya. Allah telah menyebutkan kondisi sebagian kaum yang mendustakan para rasul, mereka telah berkata kepada rasul mereka, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga." (QS. Ibrahim: 10) Lalu para rasul menjawab,
إِنْ نَحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
"Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya." (QS. Ibrahim: 11)
Terlebih lagi Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai penutup para rasul dan seorang rasul terbaik. Allah telah mengistimewakan beliau daripada rasul sebelumnya. Beliau adalah makhluk pilihan yang diangkat menjadi rasul untuk seluruh makhluk dari kalangan jin dan manusia.
Nabi Muhammad maksum dari kesalahan
Umat sepakat bahwa para nabi semuanya maksum (terjaga) dari dosa besar, karena bisa menghilangkan sifat istimewa dan pilihan. Hal ini karena Allah akan mengembankan risalah-Nya kepada mereka agar disampaikan kepada seluruh manusia. Karena itu, mereka harus bisa menjadi teladan bagi umatnya, memberi peringatan agar menjauhi kekufuran dan dosa, kefasikan dan maksiat. Seandainya kesalahan dan kemaksiatan itu nyata maka pada mereka, maka musuh-musuh Islam punya bahan untuk mencela pribadi mereka dan merusak syari'at yang mereka bawa. Ini akan menghilangkan hikmah Allah Ta'ala.
Sesungguhnya di antara bentuk rahmat-Nya, Dia menjaga para nabi-Nya dari mengerjakan kesalahan-kesalahan ini, Allah sendiri juga melarang mereka, menjelaskan keburukan yang ditimbulkannya; sebagaimana Dia mejadikan mereka sebagai teladan dalam zuhud dan menjauhi syahwat dunia yang bisa menyibukkan dari negeri akhirat. Namun, boleh jadi dosa-dosa kecil bisa terjadi pada mereka sebagai ijtihad, tapi tidak menjadi ketetapan, tidak merusak kredibilitasnya, dan tidak menghilangkan kenabian dari mereka. Semua itu sebagai bukti bahwa mereka manusia biasa yang tidak tahu ilmu ghaib dan tidak menyandang sedikitpun dari sifat rububiyyah.
Para mufassir dan ulama telah menyebutkan sebagian kejadian itu, seperti firman Allah Ta'ala:
وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
"Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridaan-Nya." (QS. Al An'aam: 52)
Dan firman-Nya,
وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
"Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka." (QS. Al Isra': 73-74)
Dan kejadian semacam itu yang dilakukannya sebagai bentuk ijtihad karena menyangka ada maslahat yang besar, sedangkan Allah tahu semua itu tidak akan terwujud. Allah telah menjaga beliau shallallahu 'alaihi wasallam dari melakukan adapun maksiat dan dosa atau membenarkannya karena menghilangkan sifat kerasulan dan sebagai manusia pilihan. Juga karena berseberangan dengan arahan beliau untuk menjauhi kekufuran, kefasikan, dan maksiat. Dari sisi tabligh (menyampaikan) pesan Allah berupa syari'at, maka para ulama bersepakat atas kemaksuman beliau bahkan kemaksuman seluruh nabi dalam menyampaikan risalah Allah, berupa wahyu dan syariat, bahkan Allah telah menjaga beliau dari kesyirikan, zina dan semisalnya, jauh sebelum menjadi Nabi.
Para ulama bersepakat atas kemaksuman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahkan kemaksuman seluruh nabi dalam menyampaikan risalah Allah, berupa wahyu dan syariat,
Allah juga telah menjaga beliau dari kesyirikan, zina dan semisalnya, jauh sebelum menjadi Nabi.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, "Aku tidak pernah kepingin sesuatu yang biasa dilakukan orang-orang jahiliyah dan aku juga tidak pernah kepingin melakukan keburukan sehingga Allah memuliakanku dengan risalah-Nya." (Disebutkan oleh al Qadli 'Iyadh dalam kitabnya al Syifa dan lainnya)
Ibnu Ishaq berkata dalam sirahnya, "ketika Rasullullah telah beranjak dewasa, Allah menjaganya, melinduginya dari kotoran dan keburukan jahiliyah. Ketika ingin memuliakannya dan menjadikannya sebagai rasul –di kala itu berada di atas agama kaumnya- sehingga beliau menjadi seorang pemuda yang paling mulia perilaku dan akhlaknya, paling bagus pergaulannya, paling baik kepada tetangganya, paling gagah posturnya, paling amanat dan paling jauh dari sifat dan akhlak tercela yang bisa mengurangi kemuliaan dan kesuciannya, sampai-sampai mendapat julukan dari kaumnya sebagai Al Amiin (sangat terpercaya). . ."
Ada bebrapa orang buta dikenalkan dengan seekor gajah,Orang buta yg pertama diperkenalkan hanya kupingnya saja,ketika sibuta itu memegangnya ia berfikir bawha gajah itu seperti kipas.
Orang buta yg kedua diperkenalkan hanya gadingnya saja,ketika sibuta itu memegangnya ia berfikir bawha gajah itu seperti tombak.
kemudian Orang buta yg ketiga diperkenalkan hanya buntutnya saja,ketika sibuta itu memegangnya ia berfikir bawha gajah itu seperti pecut madura.
kemudian Orang buta yg keempat diperkenalkan hanya belalainya saja,ketika sibuta itu memegangnya ia berfikir bawha gajah itu seperti selang blangwir.
kemudian Orang buta yg kelima diperkenalkan hanya kakinya saja,ketika sibuta itu memegangnya ia berfikir bawha gajah itu seperti pohon kelapa.
Ketika orang buta itu berkumpul, mereka berbagi pengalamannya.
*Orang buta yg pertama Berkata :Aku baru saja memegang seekor gajah, ternyata gajah itu mirip dengan kipas.
*Orang buta yg kedua Berkata kepada Orang buta yg pertama :Engkau salah wahai saudaraku, yang benar itu gajah serupa dengan tombak.
*Orang buta yg ketiga Berkata kepada Orang buta yg kedua :Engkau salah wahai saudaraku, yang benar itu gajah serupa dengan pecut madura.
*Orang buta yg keempat Berkata kepada Orang buta yg ketiga :Engkau salah wahai saudaraku, yang benar itu gajah serupa dengan selang blangwir.
*Orang buta yg kelima Berkata kepada Orang buta yg keempat :Engkau salah wahai saudaraku, yang benar itu gajah serupa dengan pohon kelapa.
=====================================================================================
Mereka pun kemudian saling berdebat, mereka saling merasa benar dan saling menyalahkan yang lainnya, hal itu karena berdasarkan apa yang mereka telah ketahui saja, ironisnya lagi ketika ada yang mengatakan bahwa yang namanya gajah itu, ialah seekor hewan yang sangat besar dan yang kalian perdebatkan itu adalah bagian dari gajah, tetapi mereka si para buta tidak menerimanya, ini tak lain karena sangat terbatasnya dan dangkalnya pengetahuan mereka. karana mereka sangat berkeyakinan bahwa merekalah yang paling benar.
Alangkah rugi dan malangnya jika situasi ini yang berlaku.Kecantikan dan kesyumulan seekor gajah tidak akan kelihatan jika sebagian seseorang hanya menyentuh sebahagian sahaja daripada anggota badan gajah itu. benar atau tidak?Hakikatnya begitulah yang telah diperlakukan oleh penganut ajaran islam pada abad ini.
bagaimana islam sebagai tuntunan hidup dapat dilihat dengan cantik dan indah pada kaca mata masyarakat dunia jika saudara-saudara kita didalam mengetahui dan memahami ajaran-ajaran agama islam masih mengambil secara sebahagian-bahagian.Bukankah islam itu agama yang syumul, mengajar cara hidup yang lengkap?
sejak bangun dari tidur, masuk ke kamar mandi, menatap cermin, menukar pakaian, makan, keluar dari rumah, menaiki kenderaan, berurusan dengan masyarakat, keluarga, orang yg lebih tua atau muda, sampai masuk kembali ke kamar untuk tidur, kesemuanya islam mengajarkan doa dan adab2 nya.Cantikkan ISLAM itu? malangnya, ia hanya kelihatan seperti teori-teori yang terkubur di balik kitab suci Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
mengapa jadi begini wahai sahabat2ku?
Nb :
* Saudaraku janganlah kita seperti orang buta tersebut, mari kita terus pelajari islam lebih mendalam, jangan sesama kita saling mencela, berkotak-kotak, ribut dalam hal yang amat sepele, bersatulah jangan bercerai-berai, pelajarilah ajaran agama islam kepada yang ahlinya, pelajarilah kitab-kitab yang begitu banyak karya para ulama-ulama yang ikhlas didalam meninggikan agama Allah SubHaanahu wa Ta'aala, janganlah mudah berfatwa atau berkomentar, padahal pengetahuan kita masih dangkal.
n_n
About Me "Bhannie"
Time
Bhannie's Link
Bird
^_^ Ahlan Wa Sahlan
Followers
Blog Archive
-
▼
2010
(42)
-
▼
Mei
(11)
- Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit
- Ucapan "Saiyidina" pada Shalawat
- Wahai Umat Islam Jangan Mau Di Adu Domba
- Al-Qur'an Semakin Dibenci, Justru Semakin Mengagumkan
- KEPADA SELURUH PARA SAHABAT PECINTA DAKWAH HARAP U...
- Kaligrafi ^_^
- Islamic Wallpaper
- Mengenal Wanita (Sayyidah Fatimah Azzahra Alahissa...
- Tanda-tanda kebenaran Al-Qur’an sebagai Kitab Ilahi
- MEMAKNAI KEMBALI KALIMAT SYAHADAT KITA
- Orang Buta yg Ngotot dgn Pengetahuan yg Dangkal
-
▼
Mei
(11)